Berhubung saat ini sedang masa2 puasa Ramadhan 1436 Hijriyah. Kali ini Mas Admin ingin menyajikan artikel karya
Dr. Widodo Judarwanto Sp. A yang berjudul
20 Mukjizat Puasa terhadap Kesehatan Manusia dimuat oleh
kompas.com yang sangat menarik untuk sobat ketahui. Berikut ini ulasannya tentang berbagai manfaat puasa terhadap kesehatan manusia.
|
Medhist Science |
20 Mukjizat Puasa terhadap Kesehatan Manusia
oleh Dr. Widodo Judarwanto Sp.A
Berbagai penelitian telah mengungkap adanya mukjizat puasa ditinjau
dari perpekstif medis modern. Dalam penelitian ilmiah, tidak ditemukan
efek merugikan dari puasa Ramadhan pada jantung, paru, hati, ginjal,
mata, profil endokrin, hematologi dan fungsi neuropsikiatri.
Penelitian meta analisis atau penelitian terhadap berbagai Abstrak
Terkait ini diperoleh dari Medline dan jurnal lokal di negara-negara
Islam 1960-2009. Seratus tiga belas artikel yang memenuhi kriteria untuk
pemilihan kertas dikaji secara mendalam untuk mengidentifikasi rincian
bahan terkait.
Hasilnya, terdapat manfaat luar biasa dan tidak disangka sebelumnya
oleh para ilmuwan tentang adanya mukjizat puasa Ramadhan bagi kesehatan
manusia. Meskipun puasa Ramadhan aman untuk semua orang sehat dan
beberapa kondisi sakit tertentu, namun dalam keadaan penyakit tertentu
seseorang harus berkonsultasi dengan dokter dan mengikuti rekomendasi
ilmiah.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang paling dinanti oleh umat muslim.
Saat itu, dianggap sebagai bulan yang penuh berkah dan rahmah. Semua
umat muslim yang sehat dan sudah akil balik diwajibkan untuk berpuasa
sebulan penuh. Meskipun untuk sebagian orang ibadah puasa cukup berat,
tetapi terdapat keistimewaan untuk mendapatkan hikmah dari Allah berupa
kebahagian, pahala berlipat, dan bahkan suatu muhjizat dalam kesehatan.
Allah berjanji akan memberikan berkah kepada orang yang berpuasa.
Seperti ditegaskan sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu
Suny dan Abu Nu’aim:
Berpuasalah maka kamu akan sehat Dengan
berpuasa, akan diperoleh manfaat secara biopsikososial berupa sehat
jasmani, rohani dan sosial. Rahasia kesehatan yang dijanjikan dalam
berpuasa inilah yang menjadi daya tarik ilmuwan untuk meneliti berbagai
aspek kesehatan puasa secara psikobiologis, imunopatofisilogis dan
biomolekular.
Para pakar nutrisi dunia mendefinisikan puasa atau kelaparan
(starvasi) sebagai pantangan mengkonsumsi nutrisi baik secara total atau
sebagian dalam jangka panjang atau jangka pendek. Sedangkan konsep
puasa dalam Islam secara substansial adalah menahan diri tidak makan,
minum dan berhubungan suami istri mulai terbit fajar hingga terbenam
matahari dengan disertai niat. Sehingga puasa memiliki perbedaan
dibandingkan starvasi biasa.
Inilah 20 Mukizat Puasa Terhadap Kesehatan Manusia
1. Keseimbangan anabolisme dan katabolisme
Berbeda dengan kelaparan atau starvasi dalam berbagai bentuk dapat
mengganggu kesehatan tubuh. Namun sebaliknya, dalam puasa ramadhan
terjadi keseimbangan anabolisme dan katabolisme yang berakibat asam
amino dan berbagai zat lainnya membantu peremajaan sel dan komponennya
memproduksi glukosa darah dan mensuplai asam amino dalam darah sepanjang
hari. Cadangan protein yang cukup dalam hati karena asupan nutrisi saat
buka dan sahur akan tetap dapat menciptakan kondisi tubuh untuk terus
memproduksi protein esensial lainnya seperti albumin, globulin dan
fibrinogen. Hal ini tidak terjadi pada starvasi jangka panjang, karena
terjadi penumpukan lemak dalam jumlah besar, sehingga beresiko terjadi
sirosis hati. Sedangkan saat puasa di bulan ramadhan, fungsi hati masih
aktif dan baik.
2. Tidak akan mengakibatkan pengasaman dalam darah
Kemudian juga berbeda dengan starvasi, dalam puasa Islam penelitian
menunjukkan asam amino teroksidasi dengan pelan dan zat keton tidak
meningkat dalam darah sehingga tidak akan mengakibatkan pengasaman dalam
darah.
3. Tidak berpengaruh pada sel darah manusia
Dalam penelitian, saat puasa tidak berpengaruh pada sel darah manusia
& tidak terdapat perbedaan jumlah retikulosit, volume sel darah
merah serta rata-rata konsentrasi hemoglobin (MCH, MCHC) dibandingkan
dengan orang yang tidak berpuasa.
4. Puasa pada penderita diabetes tipe 2 tidak berpengaruh
Puasa ramadhan pada penderita diabetes tipe 2 tidak berpengaruh dan
tidak terdapat perbedaan protein gula, protein glikosilat dan hemoglobin
glikosilat. Namun pada penderita diabetes tipe tertentu sebaiknya harus
berkonsultasi dengan dokter bila hendak berpuasa. Diantaranya adalah
penderita diabetes dengan keton meningkat, sedang hamil, usia anak atau
komplikasi lain seperti gagal ginjal dan jantung.
5. Tidak berpengaruh pada Ibu hamil dan menyusui
Terdapat sebuah penelitian puasa pada ibu hamil, ibu menyusui, dan
kelompok tidak hamil dan tidak menyusui di perkampungan Afika Barat.
Ternyata dalam penelitian tersebut disimpulkan tidak terdapat perbedaan
kadar glukosa serum, asam lemak bebas, trigliserol, keton, beta hidroksi
butirat, alanin, insulin, glucagon dan hormon tiroksin.
6. Tidak berpengaruh pada janin saat ibu hami berpuasa
Penelitian di Departemen Obstetri dan Ginekologi dari Gaziantep
University Hospital, terhadap 36 wanita sehat dengan kehamilan tanpa
komplikasi berturut-turut dari 20 minggu atau lebih, yang berpuasa
selama bulan Ramadhan untuk mengevaluasi efek Ramadan pada janin,
pengukuran Doppler ultrasonografi dalam peningkatan diameter biparietal
janin (BPD), peningkatan panjang tulang paha janin (FL), meningkatkan
berat badan diperkirakan janin (EFBW), profil biofisik janin (BPP),
indeks cairan amnion (AFI), dan rasio arteri umbilikalis sistol /
diastol (S / D) rasio.
Kortisol serum ibu, trigliserida, kolesterol total, low-density
lipoprotein (LDL), high density lipoprotein (HDL), very Low density
lipoprotein (VLDL), dan LDL / HDL rasio juga dievaluasi sebelum dan
sesudah Ramadhan. Hasil penelitian menunjukkan, tidak ada perbedaan
signifikan yang ditemukan antara kedua kelompok untuk usia janin, berat
badan ibu, perperkiraan kenaikan berat badan janin (EFWG), BPP janin,
AFI, dan rasio arteri umbilikalis S / D.
7. Penurunan glukosa dan berat badan
Studi kohort dilakukan pada 81 mahasiswa Universitas Teheran of
Medical Sciences saat berpuasa. Dilakukan evaluasi berat badan, indeks
massa tubuh (BMI), glukosa, trigliserida (TG), kolesterol, lipoprotein
densitas rendah (LDL), high density lipoprotein (HDL), dan Very Low
density lipoprotein (VLDL), sebelum dan sesudah Ramadhan. Studi ini
menunjukkan bahwa puasa Ramadhan menyebabkan penurunan glukosa dan berat
badan. Meskipun ada penurunan yang signifikan dalam frekuensi makan,
peningkatan yang signifikan dalam LDL dan penurunan HDL tercatat pada
bulan Ramadhan. Tampaknya efek puasa Ramadhan pada tingkat lipid dalam
darah mungkin berkaitan erat dengan pola makan gizi atau respon
kelaparan biokimia.
8. Pengaruh pada fungsi kelenjar gondok
Ketika berpuasa ternyata juga terbukti tidak berpengaruh pada fungsi
kelenjar gondok manusia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan kadar plasma tiroksin (TS),tiroksin bebas, tironin
triyodium dan hormon perangsang gondok (TSH) pada penderita laki-laki
yang berpuasa.
9. Pengaruh pada hormon virgisteron
Sedangkan pada penelitian hormon wanita tidak terjadi gangguan pada
hormon virgisteron saat melaksanakan puasa. Tetapi, 80% populasi
penelitian menunjukkan penurunan hormon prolaktin. Penelitian ini
menunjukkan harapan baru bagi penderita infertilitas atau kemandulan
wanita yang disebabkan peningkatan hormon prolaktin. Sehingga saat
puasa, wanita tetap berpeluang besar untuk tetap pada kondisi subur.
10. Bermanfaat Bagi Jantung
Beberapa penelitian menyebutkan sebenarnya tidak terdapat perbedaan
yang mencolok saat berpuasa dibandingkan saat tidak berpuasa. Puasa
Ramadhan tidak mempengaruhi secara drastis metabolisme lemak,
karbohidrat dan protein. Meskipun terjadi peningkatan serum uria dan
asam urat sering terjadi saat terjadi dehidrasi ringan saat puasa. Saat
berpuasa ternyata terjadi peningkatan HDL dan apoprotein alfa1.
Penurunan LDL sendiri ternyata sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung
dan pembuluh darah. Beberapa penelitian “chronobiological” menunjukkan
saat puasa Ramadhan berpengaruh terhadap ritme penurunan distribusi
sirkadian dari suhu tubuh, hormon kortisol, melatonin dan glisemia.
Berbagai perubahan yang meskipun ringan tersebut tampaknya juga berperan
bagi peningkatan kesehatan manusia.
11. Memperbaiki dan merestorasi fungsi dan kinerja sel
Saat puasa terjadi perubahan dan konversi yang masif dalam asam amino
yang terakumulasi dari makanan, sebelum didistribusikan dalam tubuh
terjadi format ulang. Sehingga, memberikan kesempatan tunas baru sel
untuk memperbaiki dan merestorasi fungsi dan kinerjanya. Pola makan saat
puasa dapat mensuplai asam lemak dan asam amino penting saat makan
sahur dan berbuka. Sehingga terbentuk tunas-tunas protein , lemak,
fosfat, kolesterol dan lainnya untuk membangun sel baru dan membersihkan
sel lemak yang menggumpal di dalam hati. Jumlah sel yang mati dalam
tubuh mencapai 125 juta perdetik, namun yang lahir dan meremaja lebih
banyak lagi.
12. Sangat efektif meningkatkan konsentrasi urin dalam ginjal serta meningkatkan kekuatan osmosis urin
Penghentian konsumsi air selama puasa sangat efektif meningkatkan
konsentrasi urin dalam ginjal serta meningkatkan kekuatan osmosis urin
hingga mencapai 1000 sampai 12.000 ml osmosis/kg air. Dalam keadaan
tertentu hal ini akan memberi perlindungan terhadap fungsi ginjal.
Kekurangan air dalam puasa ternyata dapat meminimalkan volume air dalam
darah. Kondisi ini berakibat memacu kinerja mekanisme lokal pengatur
pembuluh darah dan menambah prostaglandin yang pada akhirnya memacu
fungsi dan kerja sel darah merah.
13. Dalam keadaan puasa ternyata dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh
Penelitian menunjukkan saat puasa terjadi peningkatan limfosit hingga
sepuluh kali lipat. Kendati keseluruhan sel darah putih tidak berubah
ternyata sel T mengalami kenaikkan pesat. Pada penelitian terbaru
menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar apo-betta, menaikkan kadar
apo-alfa1 dibandingkan sebelum puasa. Kondisi tersebut dapat menjauhkan
serangan penyakit jantung dan pembuluh darah.
14. Penurunan berbagai hormon salah satu rahasia hidup jangka panjang
Penelitian endokrinologi menunjukkan bahwa pola makan saat puasa yang
bersifat rotatif menjadi beban dalam asimilasi makanan di dalam tubuh.
Keadaan ini mengakibatkan penurunan pengeluaran hormon sistem pencernaan
dan insulin dalam jumlah besar. Penurunan berbagai hormon tersebut
merupakan salah satu rahasia hidup jangka panjang.
15. Bermanfaat dalam pembentukan sperma
Manfaat lain ditunjukan dalam penelitian pada kesuburan laki-laki.
Dalam penelitian tersebut dilakukan penelitian pada hormon testoteron,
prolaktin, lemotin, dan hormon stimulating folikel (FSH), Ternyata hasil
akhir kesimpulan penelitian tersebut puasa bermanfaat dalam pembentukan
sperma melalui perubahan hormon hipotalamus-pituatari testicular dan
pengaruh kedua testis.
16. Bermanfaat untuk penderita radang persendian (encok) atau rematoid arthritis
Manfaat lain yang perlu penelitian lebih jauh adalah pengaruh puasa
pada membaiknya penderita radang persendian (encok) atau rematoid
arthritis. Parameter yang diteliti adalah fungsi sel penetral (netrofil)
dan progresifitas klinis penderita. Penelitian tersebut menyimpulkan
bahwa terdapat korelasi antara membaiknya radang sendi dan peningkatan
kemampuan sel penetral dalam membasmi bakteri.
17. Memperbaiki hormon testoteron dan performa seksual
Dalam sebuah jurnal endokrin dan metabolisme dilaporkan penelitian
puasa dikaitkan dengan hormon dan kemampuan seksual laki-laki.
Penelitian tersebut mengamati kadar hormon kejantanan (testoteron),
perangsang kantung (FSH) dan lemotin (LH). Terjadi perubahan kadar
berbagai hormon tersebut dalam tiap minggu. Dalam tahap awal didapatkan
penurunan hormon testoteron yang berakibat penurunan nafsu seksual
tetapi tidak menganggu jaringan kesuburan. Namun hanya bersifat
sementara karena beberapa hari setelah puasa hormon testoteron dan
performa seksual meningkat pesat melebihi sebelumnya.
18. Memperbaiki kondisi mental secara bermakna
Seorang peneliti diMoskow melakukan penelitian pada seribu penderita
kelainan mental termasuk skizofrenia. Ternyata dengan puasa sekitar 65%
terdapat perbaikan kondisi mental yang bermakna. Berbagai penelitian
lainnya menunjukkan ternyata puasa Ramadhan juga mengurangi risiko
kompilkasi kegemukan, melindungi tubuh dari batu ginjal, meredam gejolak
seksual kalangan muda dan penyakit lainnya yang masih banyak lagi.
19. Peningkatan komunikasi psikososial baik dengan Allah dan sesama manusia
Manfaat puasa bagi kehidupan psikososial memegang peranan penting
dalam kesehatan manusia. Dalam bulan puasa terjadi peningkatan
komunikasi psikososial baik dengan Allah dan sesama manusia. Hubungan
psikologis berupa komunikasi dengan Allah akan meningkat pesat, karena
puasa adalah bulan penuh berkah. Setiap doa dan ibadah akan berpahala
berlipat kali dibandingkan biasanya.
Bertambahnya kualitas dan kuantitas ibadah di bulan puasa akan juga
meningkatkan komunikasi sosial dengan sesama manusia baik keluarga,
saudara dan tetangga akan lebih sering. Berbagai peningkatan ibadah
secara langsung akan meningkatkan hubungan dengan Pencipta dan sesamanya
ini akan membuat jiwa lebih aman, teduh, senang, gembira, puas serta
bahagia.
20. Menurunkan adrenalin
Keadaan psikologis yang tenang, teduh dan tidak dipenuhi rasa amarah
saat puasa ternyata dapat menurunkan adrenalin. Saat marah terjadi
peningkatan jumlah adrenalin sebesar 20-30 kali lipat. Adrenalin akan
memperkecil kontraksi otot empedu, menyempitkan pembuluh darah perifer,
meluaskan pembuluh darah koroner, meningkatkan tekanan darah arterial
dan menambah volume darah ke jantung dan jumlah detak jantung. Adrenalin
juga menambah pembentukan kolesterol dari lemak protein berkepadatan
rendah. Berbagai hal tersebut ternyata dapat meningkatkan resiko
penyakit pembuluh darah, jantung dan otak seperti jantung koroner,
stroke dan lainnya.
Berbagai kajian ilmiah melalui penelitian medis telah menunjukkan
bahwa ternyata puasa sebulan penuh saat bulan ramadhan bermanfaat sangat
luar biasa bagi tubuh manusia. Sebaliknya banyak penelitian menunjukkan
bahwa puasa berbeda dengan starvasi biasa, secara umum tidak akan
mengganggu tubuh manusia. Dalam mencermati temuan ilmiah tersebut akan
lebih diyakini bahwa berkah kesehatan yang dijanjikan dalam berpuasa
ternyata bukan sekedar teori dan opini. Manfaat puasa bagi kesehatan
sebagian telah terbukti secara ilmiah. Wajar saja, bahwa puasa adalah
saat yang paling dinantikan oleh kaum muslim karena memang terbukti
secara ilmiah menjanjikan berkah dan mukjizat dalam kesehatan manusia.